BAB 10
MASALAH, FOKUS JUDUL PENELITIAN,
DAN TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF
A. Masalah dalam Penelitan Kualitatif
Dalam penelitian kuantitatif, “masalah” yang akan dipecahkan bersifat spesifik, harus jelas, dan dianggap tidak berubah. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, “masalah” tidak jelas, kompleks dan dinamis, sehingga penyelesaiannya bersifat sementara dan mampu berkembang atau berganti setelah peneliti terjun ke lapangan. Ada 3 kemungkinan pada “masalah” yang diangkat, yaitu bisa tetap seperti judul awal, berubah sebagian dikarenakan adanya perluasan atau pendalaman masalah, atau justru berubah total dari judul awal.
Masalah adalah sesuatu yang menyimpang antara yang seharusnya terjadi, sedangkan rumusan masalah adalah pertanyaan dari peneliti yang harus diketahui jawabannya dalam penelitian tersebut dan dibenarkan atau dibetulkan dengan data (hasil penelitian lain, dokumentasi, kutipan pernyataan orang yang mampu dipercaya, dll.
B. Fokus Penelitian
Objek dalam penelitian secara kualitatif tidak bisa dipandang tunggal dan parsial seperti kuantitatif, sebaliknya yaitu menyeluruh dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Sehingga peneliti tidak hanya bekerja pada objek penelitian namun pada lingkungan disekitarnya, bisa berupa place, actor, dan activity. Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif adalah batasan masalah dalam penelitian kuantitatif. Yang dapat menjadi batas yaitu urgensi, tingkat kepentingan, dan feasibiltas masalah yang akan diselesaikan. Untuk menilai dari 3 aspek tersebut, maka diperlukan analisis masalah. Penentuan fokus penelitian dalam proposal lebih ditekankan pada tingkat keterbaruan informasi yang akan diperoleh dari lapangan. Hal ini untuk memahami secara lebih luas dan mendalam mengenai situasi sosial serta untuk menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari sana.
Empat cara menentukan fokus (Spradley dalam Sanapiah Aisal, 1990):a. Berdasarkan saran informan
b. Berdasarkan domain tertentu dari organizing domain
c. Berdasarkan nilai temuan untuk pengembangan iptekb
d. Berdasarkan permasalahan terkait teori-teori yang ada
C. Bentuk Rumusan Masalah
Secara umum ada 3 bentuk rumusan masalah :
1. Deskriptif, dengan mengeksplor atau memotret situasi sosial
2. Komparatif, dengan membandingkan antara konteks soaial atau domain satu dengan lainnya
3. Assosiatif, dengan mencari hubungan/keterkaitan domain satu dengan yang lainnya
Sedangkan untuk penelitian kualitatif, rumusan masalah dapat berkembang setelah peniliti sudah terjun ke lapangan. Rumusan masalah itu dibuat dengan maksud memahami situasi yang kompleks, interaksi yan terjadi, dan adanya kemungkinan muncul teori baru.
D. Judul Penelitian Kualitatif
Judul penelitian kualitatif bersifat sementara karena adanya kemungkinan untuk semakin mengembang/mendalamnya masalah awal yang diangkat menjadi judul. Adanya perubahan judul penelitian malah dianggap lebih baik karena peneliti mampu melepaskan pemikiran awal atas masalah yang ada, dan dianggap mampu membuka pemikirannya terhadap situasi sosial saat ini.
E. Teori dalam Penelitian Kualitatif
Teori dalam penelitian kualitatif berguna untuk memperjelas makalah. Jika dalam penelitian kuantitatif teori adalah untuk diujii kebenarannya, dalam penelitian kualitatif teori dipelajari untuk menemukan teori baru. Dalam penelitian kuantitatif satu variabel menggunakan satu teori, sedangkan penelitian kualitatif jumlah teori harus lebih banyak dari variabel karena banyaknya kemungkinan situasi di lapangan. Sehingga peneliti dituntut untuk memiliki wawasan teori yang cukup luas dan mendalam serta pengetahuan lebih mengenai adat, budaya, hukum, dan keyakinan yang terjadi pada konteks tersebut. Landasan teori yang ditulis dalam proposal adalah sebagai bukti atau tolok ukur sejauh mana wawasan peneliti. Penelitian kualitatif lebih sulit daripada penelitan kuantitatif karena data yang terkumpul bersifat subjektif dan instrumen dalam mengumpulkan data adalah peneliti itu sendiri.
BAB 11
POPULASI DAN SAMPEL
A. Pengertian
Dalam penelitian kuantitatif, polulasi adalah objek/subjuek yang memiliki kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan sendiri oleh peneliti, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, populasi digantikan dengan adanya “social situation” yang terdiri atas actor, place, dan avtivity. Namun sebenarnya bukan hanya tiga aspek itu, terdapat elemen lain yang bisa dijadikan untuk social situation.
Sampel pada penelitian kualitatif tidak disebut responden namun sebagai narasumber, partisipan, atau informan. Dan jika karena tujuannya menghasilakan teori, juga namanya bukan sampel statistik namun sampel teoritis.
B. Teknik Pengambilan sampel
Terdapat dua teknik sampling:
a. Probability sampling, yaitu pengambilan sampel yang memberikan peluang sama tiap anggota populasinya.
b. Non-probability sampling, yaitu pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang sama tiap anggota populasinya.
Teknik yang paling banyak diguanakan adalah purposive sampling dimana teknik pengambilannya menggunakan pertimbangan tertentu, sedangkan yang kedua adalah snowball sampling dimana jumlahnya semakin lama semakin banyak dikarenakan jumlah awal yang sedikit dianggap belum mampu memberikan data yang memuaskan.
Data sampel yang diambil bukan untuk digeneralisirkan melainkan untuk mendapatkan informasi yang lebih maksimal. Jadi penentuan sampel pada penelitian kualitatif yaitu di sebelum turun ke lapangan dan saat melakukan penelitian di lapangan. Jumlahnya pun juga akan berhenti sesuai kebutuhan jika dirasa sudah cukup atau disebut dengan redundancy-kondisi dimana data yang diambil sudah jenuh, dan tidak menghasilkan informasi baru. Sampel sebagai informan sebaiknya memenuhi kriteria di bawah ini:
a. Memahami dan menguasai sesuatu melalui enkultusb. Masih berkecimpung dan terlibat pada kegiatan yang diteliti
c. Memiliki waktu luang untuk diwawancaeai
d. Tidak menyampaikan sesuatu atas pendapatnya sendiri
BAB 12
INSTRUMEN DAN TEKNIK PENUMPULAN DATA
Instrumen dalam penelitian kuantitatif, kualitasnya berkenaan dengan validitas dan reabilitas, kemudian kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Sedangkan pada penelitian kualitatif, instrumen yang dimaksud adalah peneliti itu sendiri sehingga ia juga harus divalidasi, seberapa jauh wawasannya terhdap bidang yang ia teliti baik secara akademik maupun logistiknya. Peneliti kualitatif sebagai human instrument bertugas menetapkan fokus penelitian, memilih informan, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesim pulan atas semuanya.
Karena ketidakjelasan dalam segala sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian kualitatif, maka instrumen penelitiannya belum dapat dikembangkan sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. So the researcher is the key instrument.
Sebelum data menjadi jelas, instrumennya adalah peneliti itu sendiri namun setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah diperoleh dari lapangan melalui wawancara dan observasi.
1. Pengumpulan Data dengan Observasi
a. Macam-macam observasi
b. Manfaat observasi
- Peneliti lebih mampu memaham konteks data dalam keseluruhan situasi lokal
- Memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan lansung, sehingga tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya
- Penelliti da[at melihat hal-hal yang tidak atau kurang diamati orang lain
- Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak didapat saat wawancara
- Peneliti dapat mengetahui hal-hal diluar persepsi responden
- Merasakan suasana situasi sosial yang teliti, dan mendapatkan kesan pribadi
c. Objek observasi
Aspek utama:
- Actor/orang
- Place/tempat
- Activity/aktivitas
Dari tiga aspek diatas, penjabarannya adalah sebagai berikut
- Space: ruang dalam aspek fisiknya
- Actor: semua orang yangterlibatdalam situasi tsb
- Activity: serangkaian kegiatan yang dilakukan orang
- Object: Benda-benda yang ada di
- Act: perbuatan atua tindakan tertentu
- Event: rangkaian pekerjaan tertentu
- Time: urutan kegiatan
- Goal: Tujuan tabg diinginkan tercapai
- Feeling: emosi yang dirasakan dan diekspresikan
d. Tahapan observasi
- Tahap deskrpsi, memasukii situasi sosial, belum membawa maslah
- Tahap reduksi, menentukan fokus disebut juga observasi terfokus
- Tahap seleksi, mengurai fokus
2. Pengumpulan Data dengan Interview/Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertkar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dikonstruksikan makna dalam suatu topik. Dgunakan untuk pengumpulan data jika ingin mengumpullkan masalah yang lebih mendalam.
a. Macam-macam Interview/Wawancara- Terstruktur, yaitu menyiapkan instrumen penelitian sebelum wawancara berupa pertanyaan dan alternatif jawabannya
- Semi terstruktur, yaitu lebih bebas daripada wawancara terstruktur. Tujuannya untuk menemukan permasalahan secara lebh terbuka, dimana pihak yang diwawancara dimintai pendapat atau idenya.
- Tak berstruktur, yaitu tidak menyiapkan berbagai instrumen sebelum wawancara dimulai dan tidak tau pasti data apa yang akan diperoleh. Peneliti akan melanjutkan pertanyaan yang lebih terarah berdasarkan analisis jawaban sebelumnya. Tujuan wawancara tak berstruktur adalah untuk penelitian yang lebih mendalam. Biasanya untuk peneitian pendahuluan karena untuk mendapatkan informasi awal selengkap-lengkapnya pada objek mengenai isu dan permasalahan. Diharapkan, peneliti mampu menemukan sendiri permasalahan yang harus diteliti.
b. Langkah-langkah Interview/Wawancara
- Menetapkan target orang
- Menyiapkan pokok-pokok masalah
- Mengawali atau membuka laur wawancara
- Melangsungkan wawancara
- Kroscek intisari hasil wawancara
- Mengakhiri
- Menuliskan hasil wawancara ke catatan lapangan
- Mengdentifikasi tindak lanjut dari hasil wawancara
c. Jenis-jenis pertanyaan Interview/Wawancara
- Berkaitan dengan pengalaman
- Berkaitan dengan pendapat
- Berkaitan dengan perasaan
- Berkaitan dengan pengetahuan
- Berkaitan dengan indera
- Berkaitan dengan latar belakang datu demografi
d. Alat-alat Interview/Wawancara
- Buku catatan
- Tape recorder atau sejinisnya
- Kamera atau sejenisnya
e. Mencatat hasil Interview/Wawancara
Karena wawancara bersifat terbuka dan tidak terstruktur, maka segera harus dicatat dan diurutkan secara sistematis, kemudian dibedakanmana yang penting dan tidak.
3. Pengumpulan data dengan dokumen
Dokumen yang dimaksud bisa berupa tulisan, gambar, karya seni, dsb. Studi dokumen merupakan pelengkap dari wawncara maupun observasi untuk menguatkan hasil penelitian, namun perlu dipahami bahwa tidak semua dokumen itu kredibilitasnya tinggi.
4. Pengumpulan data dengan triangulasi
Triangulasi meupakan perpaduan dari beberapa teknik pengumpulan data. Dengan teknik triangulasi, penelitisi secara tidak langsung menguji kredibilitas dengan berbagai teknik yang ada.
Komentar
Posting Komentar